Rabu, 17 Desember 2014

Makalah SejarahLinguistik Pada Abad Ini



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Sebenarnya masalah linguistik sangat rumit, dan tidak menyimpang jauh dari spekulasi filsuf-filsuf pada zaman kuno dan abad pertengahan. Abad ke-19 yang merupakan masa pendewasaan para ilmuwan pada permulaan abad ke-20. Dalam upaya memilih arah yang sudah dan sedang ditempuh linguistik pada abad ini, kita berhadapan dengan sejarah kotemporer ( Robins,1967:278). Dalam perbedaan yang mencolok dua abad yang lalu yaitu linguistik deskriptif dewasa ini sangat kontras dengan linguistik historis. Menurut Robins bahwa terdapat pengapresiasian progresif ilmu pengetahuan linguistik India, terutama dalam bidang fonetik dan fonologi. Untuk mengetahui perkembangan linguistik pada abad ini bahwa dalam kajian bidang linguistik sampai sekarang masih merawak tidak di kendalikan di Universitas-universitas di seluruh dunia. Karya-karya dalam linguistik dewasa ini dalam suatu ukuran yang setara dengan yang dilakukan pada zaman kuno dan zaman pertengahan tidak akan proporsioal dari segi panjangnya, dan apabila karya-karya tersebut di sebut secara ringkas akan memuculkan nama akademik seseorang.
Mempelajari sejarah itu sangat penting karena tidak akan menyimpang dari bagian masalalu, peristiwa penting dalam perkembangan sejarah linguistik khusunya sejarah linguistik pada abad ini. linguistik sudah dipelajari sejak zaman yunani sampai saat ini. Selain itu bahasa merupakan hal yang terpenting sebagai alat komunikasi. Dari zaman Yunani sampai abad ini. Tanpa pakar-pakar dan para Ilmuan pada waktu itu tidak mungkin akan terbentuk bahasa yang sedemikian rupa sampai abad ini.



1.2  Rumusan masalah
1)      Siapa sajakah tokoh yang paling berpengaruh dalam perkembangan linguistik pada abad ini ?
2)      Bagaimana perkembangan sejarah linguistik pada abad ini?


1.3  Tujuan dan Manfaat
1.3.1  Tujuan
            Dengan Makalah ini kita akan dapat menambah  wawasan khususnya tentang perkembangan sejarah linguistik pada abad ini. Selain itu dapat mempengaruhi dalam berfikir tentang linguistik saat ini.

1.4  Manfaat
1.4.1  Manfaat
Dengan pembuatan makalah ini, untuk lebih memahami dan mengerti tentang perjalanan sejarah linguistik pada abad ini.











BAB 2
Linguistik Pada Abad Ini

1.5  Linguistik Pada Abad Ini
Linguistik berarti ilmu bahasa. Pakar linguistik modern adalah sarjana dari Swiss yaitu Ferdinand de Sausurre dengan bukunya Cours de Linguistique (mata pelajaran linguistik umum) terbit pada tahun 1916 secara anumerta. Abad adalah cara periodisasi historis yang bersifat manasuka. Akan tetapi untuk kecenderungan terpusat pada abad tertentu memiliki arti mnemonik tertentu (Robins,1967:278). Terbitnya buku cours telah di analogikan orang dengan ‘revilusi kompernikus’.
Secara historis gagasan de Saussurre dapat di bagi menjadi tiga kelompok. Pertama dia memformalisasikan dan mengimplisitkan yang diabaikan oleh pakar-pakar linguistik sebelumnya, yaitu dua dimendisi mendasar dan esensial dari kajian linguistik.
Kedua, de Sausserre membedakan kompetensi linguistik penutur dengan peristiwa sebenarnya atau data linguistik (ujaran), istilah-istilah Saussurre di pakai secara internasional tanpa diterjemahkan (Robins,1967:281)
Ketiga, bahwa Saussurre menunjukkan setiap langue harus di deskripsikan dan dilihat secara sinkronik sebagai sistem unsur yang terkait, yaitu unsur leksikal, gramatikal, dan fonologis. Teori yang paling dekat hubungannya dan secara historis memiliki pengaruh yang sangat penting dari teori struktural de Saussurre mengenai bahasa merupakan dalam bidang fonologi.
Selain itu A.J.Ellis mempelajari karya fonetik William Jones secara cermat di Inggris. Dalam penyempurnaan abjad bekerja sama dengan Sir Isaac Pitman dan menghasilkan sebuah karya C.R. Lepsius, standard Alphabet.  Yang merupakan produk dari kerja sama para ilmuwan-ilmuwan benua Eropa dan Inggris.
Henry Sweet (1845-1912) merupakan salah seorang tokoh dalam kajian fonetik dan bahasa Inggris kuno, pertengahan dan bahasa Inggris baru (modern) pada abad ke-19.  Selama abad ke-19, karya fonetik memanfaatkan kemajuan-kemajuan dalam bidang yang berhubungan fisiologi dan akustik. Dalam karyanya, Handbook of phonetics (1877) dia menarik perbedaan antara bunyi yang perbedaannya tergantung pada lingkungan fonetiknya. Sweet tidak menggunakan istilah fonemnya, meskipun konsep fonem mendasari kajiannya.
Daniel Jones memilih fonem sebagai dasar dari transkripsi ‘luas’ versus transkripsi ‘sempit’ (istilah yang digunakan oleh Sweet).Selama tahun 20-an kedudukannya sebagai satuan linguistik, atau sebagai kelompok bunyi, diperdebatkan dana dan yang menganggapnya sebagai suatu wujud trasendental. Namun perkembangan pertama yang benar-benar bermakna dalam evaluasi teori fonem adalah hasil karya aliran Praha pada tahun 20-an dan 30-an.
Aliran praha adalah sekelompok ilmuwan Cekoslavakia. Trubetzkoy dan pakar fonologi praha menerangkan teori Saussure kepada penjabaran konsep fonem. Bunyi-bunyi bahasa tergolong kedalam parole, fonem tergolong dalam langue. Konsep fonem berasal dari upaya mencari teori transkripsi lebar. Sebagai akibat dari hasil karya aliran Praha konsep itu menjadi salah satu dari unsur-unsur yang mendasar dari teori linguistic secara keseluruhan, dan dalam deskripsi ilmiah dan analisis bahasa-bahasa.
Di dalam linguistik historis, teori fonem, terutama dalam penafsiran Praha, membawa kepada suatu perkembangan penting dalam kedudukan tatabahasawan  baru. Prestasi tatabahasawan baru adalah dalam memformulasikan dan memperjelaskan seperti bunyi, dan memusatkan perhatian kepada bunyi sebagai fonetik terpisah.
Dua gerakan paling mencolok dalam linguistik selama tahun-tahun pertengahan dan tahun-tahun terakhir abad ini dapat diidentifikasikan dengan Leonard Bloomfield pada satu pihak dan, pada pihak lain pakar-pakar linguistik yang karena alasan-alasan tertentu, menentang sebagian atau semua doktrin dan metodenya.
Bloomfield adalah seorang ilmuwan, seorang ilmuwan sebagaimana diapahami tuntutan ilmu: pakar bahasa harus menangani apa yang dapat ditanganinya dalam cara yang terbaik di dalam ilmunya, mengandalkan seperangkat tindakan yang dapat diamati secara umum yang ditujukan kepada data yang dapat diamati secara umum pula.
Pakar linguistic generative penganut aliran Chomsky membayangkan pemerolehan bahasa pertama sebagai suatu kegiatan dan kemampuan khusus, yang berbeda dengan kebanyakan bentuk pembelajaran dan tergantung pada komponen khusus yang diwarisi secara genetik di dalam pikiran atau otak, yaitu alat pemerolehan bahasa (Language Acquisition Device = LAD), yang terutama adalah suatu aspek tata bahasa universal.
Dalam menganalisis bentuk linguistik itu sendiri, Firth, seperti kebanyakan pakar linguistik Inggris pada zamannya, lebih banyak memperhatikan fonologi dari pada tatabahasa. Bentuk bahasa dipahami olehnya sebagai perangkat-perangkat abstraksi, sebagai tingkat-tingkat leksikal, gramatikal, dan fonologi, yang dapat dirujuk kepadaciri-ciri dan kemunculan yang sebenarnya dari data fonis yang berfungsi sebagai beberapa realisasinya.
Analisis prosodi melibatkan dua tipe unsur dasar: satuan-satuan fonematik dan prosodi. Satuan fonematik adalah konsonan dan vocal, dan diatur secara berurut sebagai segmen, akan tetapi setiap struktur fonologi (misalnya suku kata, atau kelompok suku kata) dapat mencakup satu prosodi atau lebih. Prosodi-prosodi ditempatkan pada struktur-struktur yang pasti, bukan kepada tempat antara satuan-satuan fonematis, dan dibangun untuk menangani hubungan-hubungan sintagmatik antara ciri-ciri fonetik tertentu.
Sejak penerbitan buku Syntactic structures pada tahun 1957, pakar-pakar linguistik penganut aliran Chomsky, sementara secara luas mempertahankan sikap rasionalis umum yang telah dibahas, telah melewati sejumlah fase, bertahan dan memberikan reaksi kepada sejumlah pertentangan, dan secara radikal mengubah penekanannya pada deskripsi dan analisis, sebagai ditunjukkan oleh serangkaian judul yang terkenal tata bahasa transformasi, tatabahasa generative transformasi, dan tatabahasa linguistik.
Tujuan itu tidak kurang dari pada penyajian di dalam suatu deskripsi terhadap suatu bahasa segala sesuatu yang disiratkan oleh kompetensi berbahasa secara penutur asli.

Tokoh-tokoh di dalam linguistik strukturalis sebagai berikut.
A.  Ferdinand de Saussure
Ferdinan de Saussurre (1857 – 1913) dianggap sebagai bapak linguistik modern berdasarkan pandangan-pandangan yang dimuat dalam bukunya Course de Linguistique Generale yang disusun dan diterbitkan oleh Charles Bally dan Albert Schehay tahun 1915.
Pandangan yang dimuat dalam buku tersebut mengenai konsep :
1)  Telah sinkronik dan diakronik,
2)  perbedaan langue dan parole,
3)  perbedaan sifnifiant dan signifie, dan
4)  hubungan sigtagmatik dan paradigmatik.

B.  Aliran Praha
Aliran ini terbentuk pada tahun 1926 atas prakarsa salah seorang tokohnya yaitu Vilem Mathesius (1882 – 1945). Dalam bidang fonologi aliran praha inilah yang pertama-tama membedakan dengan tegas akan fonetik dan fonologi. Fonetik mempelajari bunyi-bunyi itu sendiri, sedangkan fonologi mempelajari fungsi bunyi tersebut dalam suatu sistem.








 C.  Aliran Glosematik
Aliran ini lahir di Denmark, tokohnya antara lain Louis Hjemslev (1899 – 1965), yang meneruskan ajaran Ferdinand de Saussure. Sejalan dengan pendapat de Saussure, Hjemslev menganggap bahasa itu mengandung 2 segi, yaitu segi ekspresi dan subtansi sehingga diperoleh  forma ekspresi, substansi ekspresi, forma isi, substansi ini.

D. Aliran Firthian
John F. Firth (1890 – 1960) sangat terkenal karena teorinya mengenai fonologi prosodi. Fonologi prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pertataran fonetis. Ada 3 macam pokok prosodi, yaitu :
1)  Prosodi yang menyangkut gabungan fonem
2)  Prosodi yang terbentuk oleh sendi atau jeda
3) Prosodi yang realisasi fonetisnya melampaui satuan yang lebih besar dari pada fonem-fonem suprasegmental.

E. Linguistik Sistemik
Pokok-pokok pandangan systemic linguistics adalah :
1)  Fungsi kemasyarakatan bahasa
2)  Bahasa sebagai “pelaksana”
3)  Pemberian ciri-ciri bahasa tertentu berserta variasi-variasinya
4) Mengenal adanya gradasi dan kontinum
5)  3 tataran utama bahasa yaitu :
Substansi adalah bunyi yang kita ucapkan saat kita bicara dan lambang yang kita gunakan saat menulis.
 b. Forma
 c. Situasi







F. Leonard Bloomfield dan Strukturalis Amerika
Leonard Bloomfield (1877 – 1949) terkenal dengan bukunya yang berjudul Language. Aliran strukturalis yang dikembangkan Bloomfield dengan para pengikutnya sering juga disebut aliran taksonomi dan aliran Bloomfieldian.

G.Aliran Tagmemik
Aliran ini dipelopori oleh Kenneth L. Pike. Menurut aliran ini satuan dasar dari sintaksis adalah tagmem. Tagmem adalah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisi slot tersebut. Konsep-konsep linguistik modern seperti yang dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure sudah bergema sejak awal abad XX namun tampaknya gema konsep tersebut tiba di Indonesia pada akhir tahun lima puluhan. Pendidikan formal linguistik di fakultas sastra dan di lembaga-lembaga pendidikan guru sampai akhir tahun lima puluhan masih terpaku pada konsep-konsep bahasa tradisional yang bersifat normatif. Perubahan baru terjadi, lebih tepat disebut perkenalan konsep-konsep linguistik modern. Yang pertama dikenalkan yaitu konsep fonem, morfem, frase dan klausa dalam pendidikan formal linguistik di Indonesia yang sebelumnya konsep tersebut sebagai satuan lingual yang belum dikenal, yang dikenal hanyalah satuan kata dan kalimat. Sesuai dengan fungsinya sebagai bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa negara, maka bahasa Indonesia tampaknya menduduki tempat sentral dalam kajian linguistik dewasa ini, baik dalam negri maupun luar negeri. Secara nasional bahasa Indonesia telah mempunyai sebuah buku tata bahasa baku dan sebuah kamus besar yang disusun oleh pakar yang handal.




1.5.1     Perkembangan Linguistik Pada Abad ini
Perkembangan linguistik pada abad ini dalam hubungan historis antara satu dengan yang lain yang terjadi baru-baru ini, dan bukan untuk memberikan keterangan ringkas tentang masing-masing karena perbedaan utama dan paling mencolok anatara dua abad yang lalu adalah peningkatan yang besar dalam linguistik deskriptif yang mencapai kedudukannya yang kuat dewasa ini yang di kontaskan dengan linguistik historis. Yang paling berarti tokoh sentral dalam perubahan sikap dari dua abad sebelumnya adalah pakar linguistik berkebangsaan Swiss yang bernama Ferdianand de Saussurre yang memperoleh ketenarannya dalam ilmu pengetahuan melalui suatu sumbangan pentingknya terhadap linguistik komparatif.
De saussurre memperoleh gagasan-gagasannya dengan meneliti serangkaian bahasa yang terbatas kebanyakan adalah bahasa-bahasa  Eropa yang dikenal umum, akan tetapi pengaruhnya terhadap linguistik pada abad ke-20. Sejumlah gagasan tentang bahasa dan kajian de Saussurre sebenarnya telah dikemukakan hampir  satu abad sebelumnya oleh Von Homboldt sampai dimana de Saussurre secara langsung di pengaruhi Homboldt tidak jelas, meskipun orang mengatakan ada hubungan kedua tokoh itu.
Teori linguistik umum kurang menarik perhatian langsung karena pada waktu itu kajian-kajian historis sedang menanjak, ajaran de Saussurre tiba pada masa ketika dorongan teori linguistik komparatif dan historis untuk sementara telah memperoleh kedudukan yang telah dapat diterima dalam azas-azas teori tatabahasawan baru.
Pakar linguistik ‘Bloomfield’ dalam bentuk perkembangan terakhirnya disajikan dalam buku teks yang dihasilkan menjelang akhir masa ini dalam sejarah linguistik. Periode ini disusun secara sejarah melalui kumpulan teks dalam readings in linguistics. Suatu titik balik dalam linguistik pada abad ini pada umumnya dikaitkan dengan tahun 1957, ketika syntactic structures, karya Chomsky pertama kali terbit secara efektif memperkenalkan pada masyarakat linguistik, pertama di Amerika, dibagian lain dari negara-negara yang berbahasa Inggris. Dan pada akhirnya keseluruh dunia. Ilmu pengetahuan linguistik, apa yang disebut sebagai tata bahasa generatif tansformasional. Dengan manfaat dari peninjauna kembali selama lebih dari 30 tahun maka kita dapat mencermati beberapa alur utama didalam sejumlah besar terbitan linguistik segala jenis itu.
Salah satu Penolakan-penolakan Bloomfield terhadap kemungkinan-kemungkinan analisis semantik dalam sekala yang sama ketatnya seperti yang dipersyaratkannya untuk sisi formal bahasa mendorong hampir satu generasi pakar inguistik untuk mengabaikan upaya mempelajari semantik secara mendalam, dan bahkan membuang semantik dari perhatian utama pakar-pakar linguistik.
 Pada tahun-tahun 1940 hingga saat ini sebagian teori dan praktik linguistik dapat dianggap sebagai atau kelanjutan dari apa yang dianggap sebagai ajarannya, atau sebagai reaksi yang berlawanan terhadap ajarannya. Namun dapat diterima semua teoritikus linguistik pada tahun-tahun belakangan ini, tentu saja, selain mereka yang berpendirian terus melanjutkan pemikiran Bloomfield, sepakat untuk menolak atau mengatasi sekurang-kurangnya, kendala-kendala yang dipaksa sendiri oleh bloomfield, hanya chomskylah yang dengan blak-blakan menantang keseluruhan landasan filosofis kaidah ilmu Bloomfield sejauh yang mengangkut linguistik. Makna dalam pengertian biasa tentang hubungan antara bahasa dan dunia pengalam dibahas dari sudut fungsi-fungsi semantik kata, frasa, dan kalimat didalam konteks situasi yang berbeda, dari hakikat yang lebih abstrak daripada hal-hal tertentu yang diamati oleh Malinowski, dan merupakan suatu kerangka kategori, yang mencakup rujukan dan denotasi, yang dapat menghubungkan ujaran bagian-bagiannya kepada ciri-ciri dan peristiwa yang relevan di dalam dunia luar.
Fonologi prosodi Firth harus dikaji bersama-sama dengan sistem fonologi lain yang dikembangkan pada tahun 1940-an sebagai tanggapan terhadap tantangan yang dihadapi fonologi pada tahun 1930-an sebagai bagian dari linguistik deskriptif. Tujuan yang ditetapkan oleh pakar linguistik semacam itu bagi  kajian mereka lebih tinggi daripada tujuan yang secara jelas-jelas ditetapkan kelompok pakar linguistik sebelum mereka. Tujuan itu tidak kurang dari pada penyajian di dalam suatu deskripsi terhadap sebuah bahasa segala sesuatu yang disiratkan oleh kompetensi berbahasa seorang penutur asli.




























BAB 3
KESIMPULAN
Linguistik pada abad ini merupakan suatu pendewasaan dari sejarah linguistik pada abad ke-19 dan ke-20. Hal tersebut tidak lepas dari peran para ilmuwan yang berjuang dalam mengembangkan ilmu linguistik. Mulai dari jaman Yunani sampai abad ini. Ilmuan-ilmuan yang berperan pada abad ini diantaranya yaitu Ferdinand de Saussurre yang merupakan bapak linguistik pada jaman modern, Vilem Mathesius, Louis Hjemslev, John F. Firth, Leonard Bloomfield, Kenneth L. Pike. Ilmuan-ilmuan tersebut berada dalam aliran-aliran sendiri-sendiri yaitu diantaranya aliran Praha, aliran Glosematik, aliran Firthian.



















DAFTAR PUSTAKA
Lyons, John. 1991. Pengantar Teori Linguistik. Bogor: PT Gramedia            Pustaka Utama.
Robins, R H.  Sejarah Singkat Linguistik :Terjemahan Asli Marjohan. Bandung:ITB.   
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_linguistik_umum/bab1-pengertian_linguistik.pdf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar