BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sebenarnya
masalah linguistik sangat rumit, dan tidak menyimpang jauh dari spekulasi
filsuf-filsuf pada zaman kuno dan abad pertengahan. Abad ke-19 yang merupakan
masa pendewasaan para ilmuwan pada permulaan abad ke-20. Dalam upaya memilih
arah yang sudah dan sedang ditempuh linguistik pada abad ini, kita berhadapan
dengan sejarah kotemporer ( Robins,1967:278). Dalam perbedaan yang mencolok dua
abad yang lalu yaitu linguistik deskriptif dewasa ini sangat kontras dengan
linguistik historis. Menurut Robins bahwa terdapat pengapresiasian progresif
ilmu pengetahuan linguistik India, terutama dalam bidang fonetik dan fonologi.
Untuk mengetahui perkembangan linguistik pada abad ini bahwa dalam kajian
bidang linguistik sampai sekarang masih merawak tidak di kendalikan di
Universitas-universitas di seluruh dunia. Karya-karya dalam linguistik dewasa
ini dalam suatu ukuran yang setara dengan yang dilakukan pada zaman kuno dan
zaman pertengahan tidak akan proporsioal dari segi panjangnya, dan apabila
karya-karya tersebut di sebut secara ringkas akan memuculkan nama akademik seseorang.
Mempelajari
sejarah itu sangat penting karena tidak akan menyimpang dari bagian masalalu,
peristiwa penting dalam perkembangan sejarah linguistik khusunya sejarah
linguistik pada abad ini. linguistik sudah dipelajari sejak zaman yunani sampai
saat ini. Selain itu bahasa merupakan hal yang terpenting sebagai alat
komunikasi. Dari zaman Yunani sampai abad ini. Tanpa pakar-pakar dan para
Ilmuan pada waktu itu tidak mungkin akan terbentuk bahasa yang sedemikian rupa
sampai abad ini.
1.2 Rumusan masalah
1)
Siapa sajakah tokoh yang
paling berpengaruh dalam perkembangan linguistik pada abad ini ?
2)
Bagaimana perkembangan
sejarah linguistik pada abad ini?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Dengan Makalah ini kita akan dapat
menambah wawasan khususnya tentang
perkembangan sejarah linguistik pada abad ini. Selain itu dapat mempengaruhi
dalam berfikir tentang linguistik saat ini.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat
Dengan pembuatan
makalah ini, untuk lebih memahami dan mengerti tentang perjalanan sejarah
linguistik pada abad ini.
BAB 2
Linguistik Pada Abad
Ini
1.5 Linguistik Pada Abad
Ini
Linguistik
berarti ilmu bahasa. Pakar linguistik modern adalah sarjana dari Swiss yaitu
Ferdinand de Sausurre dengan bukunya Cours
de Linguistique (mata pelajaran linguistik umum) terbit pada tahun 1916
secara anumerta. Abad adalah cara periodisasi historis yang bersifat manasuka.
Akan tetapi untuk kecenderungan terpusat pada abad tertentu memiliki arti mnemonik tertentu (Robins,1967:278).
Terbitnya buku cours telah di
analogikan orang dengan ‘revilusi kompernikus’.
Secara
historis gagasan de Saussurre dapat di bagi menjadi tiga kelompok. Pertama dia
memformalisasikan dan mengimplisitkan yang diabaikan oleh pakar-pakar
linguistik sebelumnya, yaitu dua dimendisi mendasar dan esensial dari kajian
linguistik.
Kedua,
de Sausserre membedakan kompetensi linguistik penutur dengan peristiwa
sebenarnya atau data linguistik (ujaran), istilah-istilah Saussurre di pakai
secara internasional tanpa diterjemahkan (Robins,1967:281)
Ketiga,
bahwa Saussurre menunjukkan setiap langue
harus di deskripsikan dan dilihat secara sinkronik sebagai sistem unsur
yang terkait, yaitu unsur leksikal, gramatikal, dan fonologis. Teori yang
paling dekat hubungannya dan secara historis memiliki pengaruh yang sangat
penting dari teori struktural de Saussurre mengenai bahasa merupakan dalam
bidang fonologi.
Selain
itu A.J.Ellis mempelajari karya fonetik William Jones secara cermat di Inggris.
Dalam penyempurnaan abjad bekerja sama dengan Sir Isaac Pitman dan menghasilkan
sebuah karya C.R. Lepsius, standard
Alphabet. Yang merupakan produk dari
kerja sama para ilmuwan-ilmuwan benua Eropa dan Inggris.
Henry
Sweet (1845-1912) merupakan salah seorang tokoh dalam kajian fonetik dan bahasa
Inggris kuno, pertengahan dan bahasa Inggris baru (modern) pada abad
ke-19. Selama abad ke-19, karya fonetik
memanfaatkan kemajuan-kemajuan dalam bidang yang berhubungan fisiologi dan
akustik. Dalam karyanya, Handbook of
phonetics (1877) dia menarik perbedaan antara bunyi yang perbedaannya
tergantung pada lingkungan fonetiknya. Sweet tidak menggunakan istilah
fonemnya, meskipun konsep fonem mendasari kajiannya.
Daniel
Jones memilih fonem sebagai dasar dari transkripsi ‘luas’ versus transkripsi
‘sempit’ (istilah yang digunakan oleh Sweet).Selama tahun 20-an kedudukannya
sebagai satuan linguistik, atau sebagai kelompok bunyi, diperdebatkan dana dan
yang menganggapnya sebagai suatu wujud trasendental. Namun perkembangan pertama
yang benar-benar bermakna dalam evaluasi teori fonem adalah hasil karya aliran
Praha pada tahun 20-an dan 30-an.
Aliran
praha adalah sekelompok ilmuwan Cekoslavakia. Trubetzkoy dan pakar fonologi
praha menerangkan teori Saussure kepada penjabaran konsep fonem. Bunyi-bunyi
bahasa tergolong kedalam parole, fonem tergolong dalam langue. Konsep fonem
berasal dari upaya mencari teori transkripsi lebar. Sebagai akibat dari hasil
karya aliran Praha konsep itu menjadi salah satu dari unsur-unsur yang mendasar
dari teori linguistic secara keseluruhan, dan dalam deskripsi ilmiah dan
analisis bahasa-bahasa.
Di
dalam linguistik historis, teori fonem, terutama dalam penafsiran Praha,
membawa kepada suatu perkembangan penting dalam kedudukan tatabahasawan baru. Prestasi tatabahasawan baru adalah dalam
memformulasikan dan memperjelaskan seperti bunyi, dan memusatkan perhatian
kepada bunyi sebagai fonetik terpisah.
Dua
gerakan paling mencolok dalam linguistik selama tahun-tahun pertengahan dan
tahun-tahun terakhir abad ini dapat diidentifikasikan dengan Leonard Bloomfield
pada satu pihak dan, pada pihak lain pakar-pakar linguistik yang karena
alasan-alasan tertentu, menentang sebagian atau semua doktrin dan metodenya.
Bloomfield
adalah seorang ilmuwan, seorang ilmuwan sebagaimana diapahami tuntutan ilmu:
pakar bahasa harus menangani apa yang dapat ditanganinya dalam cara yang
terbaik di dalam ilmunya, mengandalkan seperangkat tindakan yang dapat diamati
secara umum yang ditujukan kepada data yang dapat diamati secara umum pula.
Pakar
linguistic generative penganut aliran
Chomsky membayangkan pemerolehan bahasa pertama sebagai suatu kegiatan dan
kemampuan khusus, yang berbeda dengan kebanyakan bentuk pembelajaran dan
tergantung pada komponen khusus yang diwarisi secara genetik di dalam pikiran
atau otak, yaitu alat pemerolehan bahasa (Language Acquisition Device = LAD),
yang terutama adalah suatu aspek tata bahasa universal.
Dalam
menganalisis bentuk linguistik itu sendiri, Firth, seperti kebanyakan pakar
linguistik Inggris pada zamannya, lebih banyak memperhatikan fonologi dari pada
tatabahasa. Bentuk bahasa dipahami olehnya sebagai perangkat-perangkat
abstraksi, sebagai tingkat-tingkat leksikal, gramatikal, dan fonologi, yang
dapat dirujuk kepadaciri-ciri dan kemunculan yang sebenarnya dari data fonis
yang berfungsi sebagai beberapa realisasinya.
Analisis
prosodi melibatkan dua tipe unsur dasar: satuan-satuan fonematik dan prosodi.
Satuan fonematik adalah konsonan dan vocal, dan diatur secara berurut sebagai segmen,
akan tetapi setiap struktur fonologi (misalnya suku kata, atau kelompok suku
kata) dapat mencakup satu prosodi atau lebih. Prosodi-prosodi ditempatkan pada
struktur-struktur yang pasti, bukan kepada tempat antara satuan-satuan
fonematis, dan dibangun untuk menangani hubungan-hubungan sintagmatik antara
ciri-ciri fonetik tertentu.
Sejak
penerbitan buku Syntactic structures pada
tahun 1957, pakar-pakar linguistik penganut aliran Chomsky, sementara secara
luas mempertahankan sikap rasionalis umum yang telah dibahas, telah melewati
sejumlah fase, bertahan dan memberikan reaksi kepada sejumlah pertentangan, dan
secara radikal mengubah penekanannya pada deskripsi dan analisis, sebagai
ditunjukkan oleh serangkaian judul yang terkenal tata bahasa transformasi,
tatabahasa generative transformasi, dan tatabahasa linguistik.
Tujuan
itu tidak kurang dari pada penyajian di dalam suatu deskripsi terhadap suatu
bahasa segala sesuatu yang disiratkan oleh kompetensi berbahasa secara penutur asli.
Tokoh-tokoh di dalam linguistik strukturalis sebagai
berikut.
A. Ferdinand de Saussure
Ferdinan de Saussurre (1857 – 1913) dianggap sebagai bapak
linguistik modern berdasarkan pandangan-pandangan yang dimuat dalam bukunya Course de Linguistique Generale yang
disusun dan diterbitkan oleh Charles Bally dan Albert Schehay tahun 1915.
Pandangan yang dimuat dalam buku tersebut mengenai
konsep :
1) Telah
sinkronik dan diakronik,
2) perbedaan
langue dan parole,
3) perbedaan
sifnifiant dan signifie, dan
4) hubungan
sigtagmatik dan paradigmatik.
B. Aliran Praha
Aliran ini terbentuk pada tahun 1926
atas prakarsa salah seorang tokohnya yaitu Vilem Mathesius (1882 – 1945). Dalam bidang
fonologi aliran praha inilah yang pertama-tama membedakan dengan tegas akan
fonetik dan fonologi. Fonetik mempelajari bunyi-bunyi itu sendiri, sedangkan
fonologi mempelajari fungsi bunyi tersebut dalam suatu sistem.
C. Aliran Glosematik
Aliran ini lahir di Denmark, tokohnya
antara lain Louis Hjemslev (1899 – 1965), yang meneruskan ajaran Ferdinand de
Saussure. Sejalan dengan pendapat de Saussure, Hjemslev menganggap bahasa itu
mengandung 2 segi, yaitu segi ekspresi dan subtansi sehingga diperoleh forma ekspresi, substansi ekspresi, forma isi,
substansi ini.
D. Aliran
Firthian
John F. Firth (1890 – 1960) sangat
terkenal karena teorinya mengenai fonologi prosodi. Fonologi prosodi adalah
suatu cara untuk menentukan arti pertataran fonetis. Ada 3 macam pokok prosodi,
yaitu :
1) Prosodi yang
menyangkut gabungan fonem
2) Prosodi yang
terbentuk oleh sendi atau jeda
3) Prosodi yang realisasi fonetisnya
melampaui satuan yang lebih besar dari pada fonem-fonem suprasegmental.
E. Linguistik
Sistemik
Pokok-pokok pandangan systemic
linguistics adalah :
1) Fungsi
kemasyarakatan bahasa
2) Bahasa sebagai
“pelaksana”
3) Pemberian
ciri-ciri bahasa tertentu berserta variasi-variasinya
4) Mengenal adanya gradasi dan kontinum
5) 3 tataran
utama bahasa yaitu :
Substansi adalah bunyi yang kita
ucapkan saat kita bicara dan lambang yang kita gunakan saat menulis.
b. Forma
c. Situasi
F. Leonard
Bloomfield dan Strukturalis Amerika
Leonard Bloomfield (1877 – 1949)
terkenal dengan bukunya yang berjudul Language. Aliran strukturalis yang
dikembangkan Bloomfield dengan para pengikutnya sering juga disebut aliran
taksonomi dan aliran Bloomfieldian.
G.Aliran
Tagmemik
Aliran ini dipelopori oleh Kenneth L.
Pike. Menurut aliran ini satuan dasar dari sintaksis adalah tagmem. Tagmem
adalah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok
bentuk-bentuk kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisi slot tersebut. Konsep-konsep
linguistik modern seperti yang dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure sudah
bergema sejak awal abad XX namun tampaknya gema konsep tersebut tiba di
Indonesia pada akhir tahun lima puluhan. Pendidikan formal linguistik di
fakultas sastra dan di lembaga-lembaga pendidikan guru sampai akhir tahun lima
puluhan masih terpaku pada konsep-konsep bahasa tradisional yang bersifat
normatif. Perubahan baru terjadi, lebih tepat disebut perkenalan konsep-konsep
linguistik modern. Yang pertama dikenalkan yaitu konsep fonem, morfem, frase
dan klausa dalam pendidikan formal linguistik di Indonesia yang sebelumnya
konsep tersebut sebagai satuan lingual yang belum dikenal, yang dikenal
hanyalah satuan kata dan kalimat. Sesuai dengan fungsinya sebagai bahasa nasional,
bahasa persatuan dan bahasa negara, maka bahasa Indonesia tampaknya menduduki
tempat sentral dalam kajian linguistik dewasa ini, baik dalam negri maupun luar
negeri. Secara nasional bahasa Indonesia telah mempunyai sebuah buku tata
bahasa baku dan sebuah kamus besar yang disusun oleh pakar yang handal.
1.5.1
Perkembangan Linguistik
Pada Abad ini
Perkembangan
linguistik pada abad ini dalam hubungan historis antara satu dengan yang lain
yang terjadi baru-baru ini, dan bukan untuk memberikan keterangan ringkas
tentang masing-masing karena perbedaan utama dan paling mencolok anatara dua
abad yang lalu adalah peningkatan yang besar dalam linguistik deskriptif yang
mencapai kedudukannya yang kuat dewasa ini yang di kontaskan dengan linguistik
historis. Yang paling berarti tokoh sentral dalam perubahan sikap dari dua abad
sebelumnya adalah pakar linguistik berkebangsaan Swiss yang bernama Ferdianand
de Saussurre yang memperoleh ketenarannya dalam ilmu pengetahuan melalui suatu
sumbangan pentingknya terhadap linguistik komparatif.
De
saussurre memperoleh gagasan-gagasannya dengan meneliti serangkaian bahasa yang
terbatas kebanyakan adalah bahasa-bahasa
Eropa yang dikenal umum, akan tetapi pengaruhnya terhadap linguistik
pada abad ke-20. Sejumlah gagasan tentang bahasa dan kajian de Saussurre
sebenarnya telah dikemukakan hampir satu
abad sebelumnya oleh Von Homboldt sampai dimana de Saussurre secara langsung di
pengaruhi Homboldt tidak jelas, meskipun orang mengatakan ada hubungan kedua
tokoh itu.
Teori
linguistik umum kurang menarik perhatian langsung karena pada waktu itu kajian-kajian
historis sedang menanjak, ajaran de Saussurre tiba pada masa ketika dorongan
teori linguistik komparatif dan historis untuk sementara telah memperoleh
kedudukan yang telah dapat diterima dalam azas-azas teori tatabahasawan baru.
Pakar
linguistik ‘Bloomfield’ dalam bentuk perkembangan terakhirnya disajikan dalam
buku teks yang dihasilkan menjelang akhir masa ini dalam sejarah linguistik.
Periode ini disusun secara sejarah melalui kumpulan teks dalam readings in linguistics. Suatu titik
balik dalam linguistik pada abad ini pada umumnya dikaitkan dengan tahun 1957,
ketika syntactic structures, karya
Chomsky pertama kali terbit secara efektif memperkenalkan pada masyarakat
linguistik, pertama di Amerika, dibagian lain dari negara-negara yang berbahasa
Inggris. Dan pada akhirnya keseluruh dunia. Ilmu pengetahuan linguistik, apa
yang disebut sebagai tata bahasa generatif tansformasional. Dengan manfaat dari
peninjauna kembali selama lebih dari 30 tahun maka kita dapat mencermati
beberapa alur utama didalam sejumlah besar terbitan linguistik segala jenis
itu.
Salah
satu Penolakan-penolakan Bloomfield terhadap kemungkinan-kemungkinan analisis
semantik dalam sekala yang sama ketatnya seperti yang dipersyaratkannya untuk
sisi formal bahasa mendorong hampir satu generasi pakar inguistik untuk
mengabaikan upaya mempelajari semantik secara mendalam, dan bahkan membuang
semantik dari perhatian utama pakar-pakar linguistik.
Pada tahun-tahun 1940 hingga saat ini sebagian
teori dan praktik linguistik dapat dianggap sebagai atau kelanjutan dari apa
yang dianggap sebagai ajarannya, atau sebagai reaksi yang berlawanan terhadap
ajarannya. Namun dapat diterima semua teoritikus linguistik pada tahun-tahun
belakangan ini, tentu saja, selain mereka yang berpendirian terus melanjutkan
pemikiran Bloomfield, sepakat untuk menolak atau mengatasi sekurang-kurangnya,
kendala-kendala yang dipaksa sendiri oleh bloomfield, hanya chomskylah yang
dengan blak-blakan menantang keseluruhan landasan filosofis kaidah ilmu
Bloomfield sejauh yang mengangkut linguistik. Makna dalam pengertian biasa
tentang hubungan antara bahasa dan dunia pengalam dibahas dari sudut
fungsi-fungsi semantik kata, frasa, dan kalimat didalam konteks situasi yang
berbeda, dari hakikat yang lebih abstrak daripada hal-hal tertentu yang diamati
oleh Malinowski, dan merupakan suatu kerangka kategori, yang mencakup rujukan
dan denotasi, yang dapat menghubungkan ujaran bagian-bagiannya kepada ciri-ciri
dan peristiwa yang relevan di dalam dunia luar.
Fonologi
prosodi Firth harus dikaji bersama-sama dengan sistem fonologi lain yang
dikembangkan pada tahun 1940-an sebagai tanggapan terhadap tantangan yang
dihadapi fonologi pada tahun 1930-an sebagai bagian dari linguistik deskriptif.
Tujuan yang ditetapkan oleh pakar linguistik semacam itu bagi kajian mereka lebih tinggi daripada tujuan
yang secara jelas-jelas ditetapkan kelompok pakar linguistik sebelum mereka.
Tujuan itu tidak kurang dari pada penyajian di dalam suatu deskripsi terhadap
sebuah bahasa segala sesuatu yang disiratkan oleh kompetensi berbahasa seorang
penutur asli.
BAB 3
KESIMPULAN
Linguistik pada abad ini merupakan suatu
pendewasaan dari sejarah linguistik pada abad ke-19 dan ke-20. Hal tersebut
tidak lepas dari peran para ilmuwan yang berjuang dalam mengembangkan ilmu
linguistik. Mulai dari jaman Yunani sampai abad ini. Ilmuan-ilmuan yang
berperan pada abad ini diantaranya yaitu Ferdinand de Saussurre yang merupakan
bapak linguistik pada jaman modern, Vilem Mathesius, Louis Hjemslev, John F.
Firth, Leonard Bloomfield, Kenneth L. Pike. Ilmuan-ilmuan tersebut berada dalam
aliran-aliran sendiri-sendiri yaitu diantaranya
aliran Praha,
aliran Glosematik, aliran Firthian.
DAFTAR PUSTAKA
Lyons,
John. 1991. Pengantar Teori Linguistik.
Bogor: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Robins,
R H. Sejarah
Singkat Linguistik :Terjemahan Asli Marjohan. Bandung:ITB.
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_linguistik_umum/bab1-pengertian_linguistik.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar