Wanita
berjilbab hijau datang diperkenalkan salah satu temanku bersalaman menjadi awal
perkenalan namun ingatan ini tak mampu untuk menyimpan namanya perkenalan
singkat ini ditandai dengan foto bersama dengan beberapa teman saya dan dia
beberapa kali foto namun aku belum punya salinan foto itu waktu terus berlalu
dan akhirnya pertemuan untuk yang kedua kalinya terjadi tak ada perbincangan
yang sangat saling menyapapun tidak ada hanya seperlunya saja karena sebagai
formalitas kehadiran semata duduk di teras itu menjadi saksi bisu karena aku
diam diam memperhatikan mu dari dekat ataupun jauh itu sama saja bagiku minumku
yang habis karena cuaca sangat panas sekali memberanikan ku untuk meminta air
lagi namun ada dirimu lah yang membuatku malu akhirnya pun teman ku hanya
melemparkan airnya kepadaku acara pun di mulai dan satu demi satu acara pun
terlewati satu demi satu insan manusia meninggalkan tempat itu di akhiri foto
bersama satu wilayah yang mereka tempati untuk mengabdi hari hari terlewati
dalam kurun waktu yang tak terlalu singkat dalam hari hari itu kau hadir dalam
rasa malu ku kau datang beberapa kali ke tempatku mengabdi namun aku selalu
menghindar atau pun aku pergi kemana itu lah rasa bila tak dirasakan sebenarnya
aku mencari mu namun itu tak dapat aku cari karena aku masih mencari rasa itu
beberapa kali ketemu dan akhirnya kita saling berjabat tangan yang kedua
kalinya dalam malam hari yang itu semua disebabkan oleh skenario tuhan melalui
teman saya karena sabun muka yang aku minta pada teman ku tapi kau juga minta
sabun muka aku juga tidak tahu bagaimana skenario tuhan seperti ini aku pun
menikmatinya aku tak tahu bagaimana dengan diri mu bagaimana rasa ini yang aku
rasakan apakah sama dengan ku pertanyaan besar muncul dlam benakku cerita
singkat hadir dalam pengabdian ini hari terakhir aku merasa akrab dengan mu
canda tawa mu masih teringat jelas dalam bayang bayang kerinduan akan tempat
pengabdian hari pun berlalu kau kembali pulang ke rumah bersama kendaraan yang
mengantarkan dirimu pulang ke rumahmu tak tahu kenapa aku menyusulmu tanpa
rencana yang sangat matang dalam perjalanan aku menghubungimu dan kau bilang
kau sudah berada di rumah bersama keluarga yang kau cintai beberapa hari di
rumah aku menghubungimu namun tak bisa aku juga tak tahu kenapa tak bisa di
hari terakhirmu di rumah kau membalas pesanku dari beberapa pesan sebelumnya
aku bertanya kapan kembali ke tempat menuntut ilmu dan kau menjawab hari sabtu
aku membujukmu untuk menunda kepulangan mu namun kau tetap tak mau untuk
menundanya dan akhirnya aku yang mengikutimu hari sabtu itu saat itu aku
mengirim pesan ke bapak ku meminta ijin untuk kembali dan bapak ku menjawab
kenapa besok bukannya hari senin aku pun menjawab dengan alasan ada urusan
mendadak akhirnya hari sabtu pun tiba dan aku berangkat dari rumah pukul
sembilan tepat beberapa kali komunikasi aku harus menuju terminal untuk
menunggumu di sana bebrapa kali dapat tawaran bus aku menolaknya karena aku
tahu di dalam bus itu kau tak ada di sana saat itu aku kebingungan karena aku kehabisan
biaya untuk mengirim kau pesan aku hubungi kau dengan pesan singkat bbm tak
bisa akhirnya dengan rasa cemas dan khawatir aku menghubungi teman teman ku
untuk mengisi pulsa saat sudah bisa aku langsung menghubungimu dan akhirnya kau
masih dalam perjalanan untuk menuju terminal di mana aku sedang menunggumu rasa
itu aku tak merasakan apa yang aku rasakan karena aku dalam rasa yang
menyelimuti rasa itu menjadi satu saat dalam bus ternyata aku tak dapat duduk
aku rela berdiri sambil melihat senyum manismu bukan aku merayumu namun ini
kata kata jujur yang aku alami saat itu aku merasakan kita sudah menjadi
sepasang kekasih yang telah direstui kedua orang tua kita itu yang aku rasakan
tak tahu kenapa bisa seperti ini berjalan menyusuri lorong ruang tunggu kita
langsung mencari bus untuk mengantarkan kita kembali ke tempat perantauan dalam
perjalanan kita saling bercerita satu sama lain tak banyak yang aku ceritakan
dalam cerita ini karena aku tak mampu untuk bercerita tentang dirimu karena
hanya ada kebaikan dalam dirimu saat di dalam bus kau tertidur pulas karena kau
terlalu lelah untuk meneruskan perjalan menuju ke perantauan saat sudah sampai
kau ku bonceng menyusuri kota perantauan karena lelah dan lesu kita berdua
membeli makan di pinggir jalan menikmati makanan sederhana dalam selingan saat
kita makan kau bercerita kalau salah satu barangmu masih tertinggal dan di bawa
salah satu temanmu karena beberapa bajumu sebagian ada di sana semua aku
memberanikan diri untuk mengantarkan mu untuk mengambil barang barangmu dan kau
saat itu lansung mengiyakan tawaran ku itu setelah selesai makan kau ku
antarkan pulang ke tempat persinggahan mu dan kita janji berangkat mengambil
barangmu pukul 05:30 dalam selimut kabut yang masih dingin dan pagi kita
berangkat bersama
Banyak
cerita dalam beberapa hari ini mungkin itu saja cerita saya
Sengaja
aku tak beri tanda titik karena aku berharap semoga kebersamaa kita tak akan
berhenti pada satu titik