Sabtu, 05 Maret 2016

maafkan saya jika tanpa titik



Wanita berjilbab hijau datang diperkenalkan salah satu temanku bersalaman menjadi awal perkenalan namun ingatan ini tak mampu untuk menyimpan namanya perkenalan singkat ini ditandai dengan foto bersama dengan beberapa teman saya dan dia beberapa kali foto namun aku belum punya salinan foto itu waktu terus berlalu dan akhirnya pertemuan untuk yang kedua kalinya terjadi tak ada perbincangan yang sangat saling menyapapun tidak ada hanya seperlunya saja karena sebagai formalitas kehadiran semata duduk di teras itu menjadi saksi bisu karena aku diam diam memperhatikan mu dari dekat ataupun jauh itu sama saja bagiku minumku yang habis karena cuaca sangat panas sekali memberanikan ku untuk meminta air lagi namun ada dirimu lah yang membuatku malu akhirnya pun teman ku hanya melemparkan airnya kepadaku acara pun di mulai dan satu demi satu acara pun terlewati satu demi satu insan manusia meninggalkan tempat itu di akhiri foto bersama satu wilayah yang mereka tempati untuk mengabdi hari hari terlewati dalam kurun waktu yang tak terlalu singkat dalam hari hari itu kau hadir dalam rasa malu ku kau datang beberapa kali ke tempatku mengabdi namun aku selalu menghindar atau pun aku pergi kemana itu lah rasa bila tak dirasakan sebenarnya aku mencari mu namun itu tak dapat aku cari karena aku masih mencari rasa itu beberapa kali ketemu dan akhirnya kita saling berjabat tangan yang kedua kalinya dalam malam hari yang itu semua disebabkan oleh skenario tuhan melalui teman saya karena sabun muka yang aku minta pada teman ku tapi kau juga minta sabun muka aku juga tidak tahu bagaimana skenario tuhan seperti ini aku pun menikmatinya aku tak tahu bagaimana dengan diri mu bagaimana rasa ini yang aku rasakan apakah sama dengan ku pertanyaan besar muncul dlam benakku cerita singkat hadir dalam pengabdian ini hari terakhir aku merasa akrab dengan mu canda tawa mu masih teringat jelas dalam bayang bayang kerinduan akan tempat pengabdian hari pun berlalu kau kembali pulang ke rumah bersama kendaraan yang mengantarkan dirimu pulang ke rumahmu tak tahu kenapa aku menyusulmu tanpa rencana yang sangat matang dalam perjalanan aku menghubungimu dan kau bilang kau sudah berada di rumah bersama keluarga yang kau cintai beberapa hari di rumah aku menghubungimu namun tak bisa aku juga tak tahu kenapa tak bisa di hari terakhirmu di rumah kau membalas pesanku dari beberapa pesan sebelumnya aku bertanya kapan kembali ke tempat menuntut ilmu dan kau menjawab hari sabtu aku membujukmu untuk menunda kepulangan mu namun kau tetap tak mau untuk menundanya dan akhirnya aku yang mengikutimu hari sabtu itu saat itu aku mengirim pesan ke bapak ku meminta ijin untuk kembali dan bapak ku menjawab kenapa besok bukannya hari senin aku pun menjawab dengan alasan ada urusan mendadak akhirnya hari sabtu pun tiba dan aku berangkat dari rumah pukul sembilan tepat beberapa kali komunikasi aku harus menuju terminal untuk menunggumu di sana bebrapa kali dapat tawaran bus aku menolaknya karena aku tahu di dalam bus itu kau tak ada di sana saat itu aku kebingungan karena aku kehabisan biaya untuk mengirim kau pesan aku hubungi kau dengan pesan singkat bbm tak bisa akhirnya dengan rasa cemas dan khawatir aku menghubungi teman teman ku untuk mengisi pulsa saat sudah bisa aku langsung menghubungimu dan akhirnya kau masih dalam perjalanan untuk menuju terminal di mana aku sedang menunggumu rasa itu aku tak merasakan apa yang aku rasakan karena aku dalam rasa yang menyelimuti rasa itu menjadi satu saat dalam bus ternyata aku tak dapat duduk aku rela berdiri sambil melihat senyum manismu bukan aku merayumu namun ini kata kata jujur yang aku alami saat itu aku merasakan kita sudah menjadi sepasang kekasih yang telah direstui kedua orang tua kita itu yang aku rasakan tak tahu kenapa bisa seperti ini berjalan menyusuri lorong ruang tunggu kita langsung mencari bus untuk mengantarkan kita kembali ke tempat perantauan dalam perjalanan kita saling bercerita satu sama lain tak banyak yang aku ceritakan dalam cerita ini karena aku tak mampu untuk bercerita tentang dirimu karena hanya ada kebaikan dalam dirimu saat di dalam bus kau tertidur pulas karena kau terlalu lelah untuk meneruskan perjalan menuju ke perantauan saat sudah sampai kau ku bonceng menyusuri kota perantauan karena lelah dan lesu kita berdua membeli makan di pinggir jalan menikmati makanan sederhana dalam selingan saat kita makan kau bercerita kalau salah satu barangmu masih tertinggal dan di bawa salah satu temanmu karena beberapa bajumu sebagian ada di sana semua aku memberanikan diri untuk mengantarkan mu untuk mengambil barang barangmu dan kau saat itu lansung mengiyakan tawaran ku itu setelah selesai makan kau ku antarkan pulang ke tempat persinggahan mu dan kita janji berangkat mengambil barangmu pukul 05:30 dalam selimut kabut yang masih dingin dan pagi kita berangkat bersama
Banyak cerita dalam beberapa hari ini mungkin itu saja cerita saya
Sengaja aku tak beri tanda titik karena aku berharap semoga kebersamaa kita tak akan berhenti pada satu titik